TA : FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI LATEKS TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) BLOK 30, AFDELING IV, PTPN VII UNIT KETAHUN, BENGKULU UTARA

Nopyantoro, Rohmad (2018) TA : FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI LATEKS TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) BLOK 30, AFDELING IV, PTPN VII UNIT KETAHUN, BENGKULU UTARA. Diploma thesis, Politeknik Negeri Lampung.

	Text ABSTRAK.pdf Download (290kB)
	Text COVER DALAM.pdf Download (45kB)
	Text cover luar.pdf Download (45kB)
	Text DAFTAR ISI, TABEL, GAMBAR.pdf Download (196kB)
	Text DAFTAR PUSTAK1.pdf Download (398kB)
	Text data lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (838kB)
	Text HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (179kB)
	Text isi.pdf Restricted to Repository staff only Download (748kB)
	Text Struktur ok.pdf Restricted to Repository staff only Download (186kB)
	Text Tabel 10.pdf Restricted to Repository staff only Download (28kB)

Abstract

Produksi lateks sangat dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan teknik budidaya. Tujuan tugas akhir ini yaitu membandingkan produksi lateks klon PB 260 dan RRIC 100 akibat pengaruh curah hujan, umur tanaman, frekuensi dan waktu sadap. Pengamatan dilaksanakan di PTPN VII Unit Ketahun, Bengkulu Utara, dari 15 Agustus sampai dengan 14 September 2017, pada tanaman karet klon PB 260 dan RRIC 100, waktu penyadapan yang baik dengan masing-masing sampel 10 dan 5 tanaman, pengaruh curah hujan, umur tanaman serta frekuensi sadap terhadap produksi lateks dengan membandingkan data-data dari perusahaan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis klon PB 260 (quick starter) menghasilkan produksi lateks lebih tinggi dari klon RRIC 100 (slow starter), yaitu dengan rata-rata hasil lateks 109,5 gram 68,1 gram per pohon sekali sadap pada awal periode. Curah hujan berkorelasi erat terhadap produksi lateks yang dihasilkan (r = 0,979). Produksi lateks tertinggi berasal dari tanaman karet umur tanaman 10 – 12 tahun, yakni lebih dari 2,5 ton/ha/thn. Frekuensi sadap S2/D3 menghasilkan produksi lateks lebih tinggi yaitu rata-rata 2.083 kg/ha/thn, iii sedangkan frekuensi sadap S2/D4 hanya 1.562 kg/ha/thn. Waktu penyadapan pukul 05.00 WIB menghasilkan lateks lebih banyak daripada pukul 06.00 atau 07.00 WIB, dengan hasil rata-rata lateks berturut-turut 41,2 gram, 33 gram, dan 29,8 gram setiap pohon.

Item Type:	Thesis (Diploma)
Subjects:	Q Science > Q Science (General)
Depositing User:	mrs Retno Triastika
Date Deposited:	19 Apr 2021 05:58
Last Modified:	19 Apr 2021 05:58
URI:	http://repository.polinela.ac.id/id/eprint/1073

Actions (login required)

View Item