SKRIPSI : KORELASI ANTARA IKLIM MIKRO DAN KOMPOSISI VEGETASI GULMA DI BERBAGAI LAHAN PERKEBUNAN

Fitriah, Ulil (2025) SKRIPSI : KORELASI ANTARA IKLIM MIKRO DAN KOMPOSISI VEGETASI GULMA DI BERBAGAI LAHAN PERKEBUNAN. Diploma thesis, Politeknik Negeri Lampung.

[img] Text
Cover_ULIL FITRIAH_18722069.pdf

Download (119kB)
[img] Text
AbstrakRingkasan_ULILFITRIAH_18722069.pdf

Download (160kB)
[img] Text
Bab1dan2_ULIL FITRIAH_18722069.pdf

Download (215kB)
[img] Text
DaftarPustaka_ULIL FITRIAH_18722069.pdf

Download (206kB)
[img] Text
FullTextTA_ULIL FITRIAH_18722069.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img] Text
Turnitin_ULIL FITRIAH_18722069.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (11MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi iklim mikro dan komposisi vegetasi gulma di berbagai lahan perkebunan di Politeknik Negeri Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim mikro di lahan dengan naungan lebih banyak seperti lahan kopi dan kelapa sawit cenderung memiliki korelasi negatif yang lebih kuat antara suhu tanah dan kelembaban. Sebaliknya, lahan terbuka dan lahan tebu menunjukkan korelasi yang lebih positif karena kondisi lingkungan yang lebih terbuka memungkinkan suhu dan kelembaban meningkat secara bersamaan. Terdapat 36 jenis vegetasi gulma yang tersebar bervariasi berdasarkan tanaman utama dan kondisi iklim mikro di tiap lahan. Gulma Physalis angulata mendominasi lahan kelapa sawit (12,95%) karena adaptasinya terhadap lingkungan yang lembab kelembaban (85,57%) dengan intensitas cahaya rendah (873,34 lux) akibat tutupan kanopi, serta suhu tanah stabil (24,68°C) yang mendukung pertumbuhan vegetatif optimal. Euphorbia hirta ditemukan sebagai gulma dominan di lahan kopi (9,28%) dan kakao (8,28%), yang memiliki suhu tanah relatif moderat (22,48°C di kopi, 24,32°C di kakao) serta kelembaban tinggi (72,07% di kopi, 80,19% di kakao), memungkinkan gulma ini tumbuh dengan baik dan memanfaatkan simbiosis dengan bakteri Rhizobium untuk meningkatkan ketersediaan nitrogen. Di lahan tebu, Merrenia vitifolia mendominasi (10,16%) karena kemampuannya tumbuh cepat dalam situasi lahan terbuka dengan intensitas cahaya tinggi (966,64 lux), kelembaban cukup tinggi (74,93%), dan suhu tanah hangat (25,62°C), yang meningkatkan laju fotosintesis dan mendukung invasi gulma ini. Sementara itu, Praxelis clematidea mendominasi lahan terbuka (16,87%) karena toleransinya terhadap kondisi kering dengan suhu tanah tertinggi (27,26°C) dan intensitas cahaya sangat tinggi (1001,6 lux), memungkinkan pertumbuhan optimal pada lingkungan dengan sinar matahari langsung dan kelembaban rendah (63,62%). Interaksi faktor iklim mikro, yaitu suhu tanah, kelembaban, dan intensitas cahaya, berpengaruh terhadap pertumbuhan dan persebaran gulma di berbagai lahan perkebunan. Hasil analisis koefisien komunitas menunjukkan kesamaan gulma tertinggi pada lahan kopi dan kakao (20,60%) akibat kesamaan mikroklimat, sedangkan kesamaan terendah ditemukan antara lahan sawit dan lahan terbuka (9,40%) akibat perbedaan kondisi lingkungan yang kontras. Penelitian ini menegaskan bahwa kondisi mikroklimat spesifik di setiap lahan mempengaruhi pola dominasi gulma, sehingga strategi pengelolaan gulma perlu disesuaikan dengan karakteristik mikroklimat masing-masing lahan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan > Prodi D4 Produksi dan Manajemen Industri Perkebunan
Depositing User: Mahasiswa Polinela
Date Deposited: 03 Jul 2025 00:11
Last Modified: 03 Jul 2025 00:11
URI: http://repository.polinela.ac.id/id/eprint/6603

Actions (login required)

View Item View Item