TA : PENGENDALIAN GULMA DAN PENYAKIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) MENGHASILKAN

Sari, Putri Eka (2022) TA : PENGENDALIAN GULMA DAN PENYAKIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) MENGHASILKAN. Diploma thesis, Politeknik Negeri Lampung.

[img] Text
COVER_PUTRI EKA SARI_19721053 - Putri Eka Sari.pdf

Download (69kB)
[img] Text
ABSTRAK_PUTRI EKA SARI_19721053 - Putri Eka Sari.pdf

Download (88kB)
[img] Text
BAB 1-2_PUTRI EKA SARI_19721053 - Putri Eka Sari.pdf

Download (74kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA_PUTRI EKA SARI_19721053 - Putri Eka Sari.pdf

Download (87kB)
[img] Text
FULL TEKS TA_PUTRI EKA SARI_19721053 - Putri Eka Sari.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
PERNYATAAN_PUTRI EKA SARI_19721053 - Putri Eka Sari.pdf

Download (102kB)

Abstract

Pada pemeliharaan tanaman karet menghasilkan apabila kondisi fisik pertumbuhan tanaman tidak diperhatikan maka produksi karet akan rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produksi karet di Indonesia karena adanya gangguan gulma dan serangan penyakit. Gulma merupakan tanaman pengganggu yang dapat merugikan tanaman perkebunan, sehingga memerlukan biaya yang besar untuk mengendalikannya. Pengendalian gulma pada perkebunan karet dapat dilakukan secara kimiawi yaitu dengan metode strip weeding. Pengendalian dengan metode ini merupakan pengendalian yang menggunakan herbisida Bio-up 490 SL dengan dosis 0,5 liter tiap ha, Vulgar 865 SL dengan dosis 0,2 liter tiap hektar, Metsul 24 WP dengan dosis 0,05 kg tiap ha dan di aplikasikan ke dalam alat knapsack sprayer. Selain itu, serangan penyakit pada tanaman karet juga merupakan faktor penyebab rendahnya produksi. Saat ini, penyakit yang sedang menyerang tanaman perkebunan karet adalah penyakit daun gugur. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pestalotiopsis sp. yang dapat menimbulkan penurunan produktivitas lateks sebesar 30%. Oleh karena itu, pengendalian penyakit Pestalotiopsis perlu dilakukan. Salah satu metode pengendalian yang dapat dilakukan adalah pengendalian dengan metode pengasapan. Pengendalian dengan metode fogging merupakan pengendalian yang menggunakan fungisida yaitu Fungisida Conasol 50 SC dengan dosis 0,25 liter tiap ha, Elmugator 100 EC 0,05 liter tiap ha, pertamax dengan dosis 0,4 liter tiap ha, solar 2 liter tiap ha, air 1 liter dan alat fogger. Hasil pengamatan kondisi fisik gawangan setelah dilakukan penyemprotan dapat diamati pada hari ke – 15 dimana gawangan bebas dari gulma karena gulma sudah mati, dengan biaya pengendalian yang dibutuhkan yaitu Rp. 458.600. Sedangkan hasil pengamatan gejala serangan penyakit Pestalotiopsis terjadi pada daun muda dengan timbulnya bercak putih yang lama kelamaan berubah menjadi coklat kehitaman dan kekuningan, dengan biaya pengendalian yang dibutuhkan yaitu Rp. 2.188.600.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan > Prodi D3 Produksi Tanaman Perkebunan
Depositing User: mrs Frika Adelaide Lubis
Date Deposited: 10 Apr 2023 03:49
Last Modified: 10 Apr 2023 03:49
URI: http://repository.polinela.ac.id/id/eprint/3980

Actions (login required)

View Item View Item